Penderitaan Adalah Anugrah

Tidaklah berlebihan bila Khalil Gibran menyatakan bahwa bila engkau terserang badai maka sesungguhnya engkau sedang memperoleh keagungan yang mungkin tidak sepantasnya kau terima.  Karena sebenarnyalah, penderitaan merupakan batu ujian, tangga menuju keberhasilan dan kemuliaan yang lebih tinggi.  Penderitaan, perjuangan, upaya tak kenal henti merupakan suatu deraan dari sang kehidupan, sebelum insan memperoleh keunggulan, kemuliaan atau kenikmatan hidup yang lebih tinggi, lebih besar, lebih menggembirakan.

Tidaklah mudah memang mengalami fase kehidupan yang penuh dengan helaan berat nafas, bahu yang seolah tak kuat menahan beban yang tak terperikan, atau bagai berada di posisi bawah roda kehidupan.  Namun itulah cobaan sebenarnya, itulah bagian penempaan sang hidup sebelum insan berhasil mencapai puncak-puncak tangga keemasan kehidupan, dan sampai pada tahta kekuasaan yang lebih tinggi.

Kefanaan kita adalah anugerah, karena selalu kesedihan dan keceriaan, kebahagian dan penderitaan, pukulan dan belaian kehidupan, merupakan dua sisi kehidupan yang saling mengisi, saling mendatangi kehidupan kita laksana dua tamu yang berada di ruang kamar yang berbeda dalam rumah kehidupan kita.  Namun, janganlah terjebak dalam dualisme yang terlampau mendalam, janganlah menempatkan kedua bentuk fase kehidupan tersebut dalam dua kutub yang saling bertentangan karena hanya akan menempatkan diri di dalam penyesalan berlebihan atas kondisi negatif dan lupa diri yang juga melampaui batas atas anugerah kemuliaan.

Biarlah rona kehidupan mengalir tenang, selalu berada di keheningan danau di tengah rimba luas yang bercahaya ditempa keperakan rona sang surya, janganlah beriak terlalu kuat atau bergelombang seperti lautan luas.  Biarlah kehidupan mengalir apa adanya dalam kepasrahan tertinggi, biarlah kehidupan menjadi dirinya sendiri, dan biarlah diri mengalun bersama sang waktu.

Selamat menikmati kehidupan, mensyukurinya, dalam wujud apapun.   Selamat menjadi pemenang